Senin, 01 Oktober 2012

SEJARAH FILSAFAT



Filsafat adalah studi tentang semua fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Dalam studi filsafat diperlukan logika berpikir dan logika bahasa. Logika merupakan ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat.  Hal itu membuat filasafat menjadikan filsafat berciri eksak selain mempunyai ciri khas spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan.
Filsafat semakin berkembang dari zaman yunani kuno hingga saat ini. Buah pikiran dari filsafat ini banyak menyumbangkan bagi kemajuan ilmu pengetahuan. Berikut akan disajikan beberapa gambaran perkembangan filsafat dari awal munculnya hingga filsafat kontemporer.
Sejarah munculnya filsafat dimulai sekitar abad ke-6 SM. Pada awalnya dikenal sebagai zaman peralihan dari mitos ke logos. Pemikiran dalam zaman ini adalah usaha-usaha intelektual. Filsafat juga mencakup disiplin ilmu lainnya seperti matematika, fisika, astronomi, dan biologi. Perkembangan filsafat dikelompokkan menurut zamannya yaitu Yunani Kuno (klasik), pertengahan, modern, dan kontemporer. Berikut akan dibahas beberapa filsuf yang menuangkan hasil karyanya pada masing-masing zamannya.
A.    Yunani Kuno (Klasik)
Ø  Thales (Yunani , abad ke-6 SM)
Sebelumnya pemikiran Yunani dalam menjelaskan sesuatu menggunakan cara berpikir mitologis. Pemikiran Thales dianggap suatu pemikiran filsafat karena menjelaskan dunia dan gejalanya tanpa bersandarkan mitologis namun menggunakan pasio manusia. Thales dikenal sebagai salah satu dari Tujuh Orang Bijaksana, yang kemudian oleh Aristoteles diberi gelar “filsuf pertama”. Thales juga dikenal sebagai ahli geometri, astronomi, dan politik. Dia tidak meninggalkan bukti tertulis mengenai pemikiran filsafatnya, namun pemikirannya didapatkan melalui tulisan Aristoteles tentang dirinya. Thales juga dikenal perintis filsafat alam karena orang yang pertama kali memikirkan asal mula terjadinya alam semesta.
Hasil pemikiran Thales
·         Air sebagai prinsip dasar segala sesuatu
Air menjadi pangkal, pokok, dan dasar dari segala-galanya yang ada di alam semesta. Selain itu, air adalah zat yang dapat berubah-ubah bentuk (padat, cair, dan gas) tanpa menjadi berkurang.
·         Pandangan tentang jiwa
Dia berpendapat bahwa segala sesuatu di alam raya ini memiliki jiwa, sehingga tidak hanya benda hidupp saja yang mempunyai  jiwa tetapi juga benda mati. Pemikiran Thales ini didasarkan pada magnet yang dikatakan mempunyai jiwa karena mampu menggerakkan besi.
·         Teorema Thales
                     Teorema Thales berisi 

Jika AC adalah sebuah diameter, maka sudut B adalah selalu sudut siku-siku
Teorema Thales :

1.      Sebuah lingkaran terbagi dua sama besar oleh diameternya.
2.      Sudut bagian dasar dari sebuah segitiga samakaki adalah sama besar.
3.      Jika ada dua garis lurus bersilangan, maka besar kedua sudut yang saling berlawanan akan sama.
4.      Sudut yang terdapat di dalam setengah lingkaran adalah sudut siku-siku.
5.      Sebuah segitiga terbentuk bila bagian dasarnya serta sudut-sudut yang bersinggungan dengan bagian dasar tersebut telah ditentukan.
Ø  Pythagoras (582 SM-496 SM, Yunani)
Salah satu peningagalan pythagoras adalah teorema pythagoras.
Ø  Socrates (470 SM-399 SM, Yunani)
Socrates merupakan generasi pertama dari tiga ahli filsafat besar dari Yunani, yaitu Socrates,  Plato dan Aristoteles. Socrates adalah yang mengajar Plato, dan Plato pada gilirannya juga mengajar Aristoteles. Peninggalan pemikiran Socrates yang paling penting yaitu cara dia berfilsafat dengan mengejar satu definisi absolut atas satu permasalahan. Pengejaran pengetahuan hakiki melalui penalaran dialektis menjadi pembuka jalan bagi para filsuf selanjutnya. Perubahan fokus filsafat dari memikirkan alam menjadi manusia dimulai oleh filsuf ini yang menjadi landasan berkembangnya pemikiran di kemudian hari.
Ø  Plato (427 SM-347 SM, Yunani)
Plato adalah seorang filsuf dan matematikawan Yunani, dan pendiri dari Akademi Platonik di Athena, sekolah tingkat tinggi pertama di dunia barat. Karyanya yang paling terkenal ialah Republik yang di dalamnya berisi uraian garis besar pandangannya pada keadaan "ideal".Dia juga menulis 'Hukum' dan banyak dialog di mana Socrates adalah peserta utama. Ciri-ciri karyanya yaitu bersifat sokratik, berbentuk dialog, adanya mite-mite yang menjelaskan ajrannya yang abstrak dan adiduniawi.
Ø  Aristoteles (384 SM-322 SM, Yunani)
Aristoteles  adalah seorang  murid dari Plato. Ia menulis berbagai subyek yaitu fisika, metafisika, puisi, logika, retorika, politik, pemerintahan, etnis, biologi dan zoologi. Bersama dengan Socrates dan Plato, ia dianggap menjadi seorang di antara tiga orang filsuf yang paling berpengaruh di pemikiran Barat. Selain itu juga memberikan kontribusinya di bidang Metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu Kedokteran, Ilmu Alam dan karya seni. Pemikirannya yaitu,
a.       Berlawanan dengan Plato yang menyatakan teori tentang bentuk-bentuk ideal benda, Aristoteles menjelaskan bahwa materi tidak mungkin tanpa bentuk karena ia ada (eksis).
b.      Gerak, dikatakan semua benda bergerak menuju satu tujuan karena benda tidak dapat bergerak dengan sendirinya maka harus ada penggerak dimana penggerak itu harus mempunyai penggerak lainnya hingga tiba pada penggerak pertama yang tak bergerak yang kemudian disebut sekarang dianggap berarti Tuhan.
c.       Logika Aristoteles adalah suatu sistem berpikir deduktif (deductive reasoning).
d.      Induktif(inductive thinking).
e.       Silogisme yang dapat digunakan dalam menarik kesimpulan yang baru yang tepat dari dua kebenaran yang telah ada.
f.       Polotik, Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah gabungan dari bentuk demokrasi dan monarki.
g.      Bidang seni, Aristoteles memuat pandangannya tentang keindahan dalam buku Poetike. Dia juga mendefinisikan pengertian sejarah yaitu Sejarah merupakan satu sistem yang meneliti suatu kejadian sejak awal dan tersusun dalam bentuk kronologi.

B.     Abad Pertengahan

Ø  Thomas Aquinas (1225-1274, Italia)
Karya Thomas Aquinas yang terkenal adalah Summa Theologiae (1273). Ajaran dari Thomas Aquinas yaitu,
a.       Allah; Thomas mengajarkan Allah dalam pandangannya yang mencerminkan pengaruh filsafat Aristoteles: sebagai "ada yang tak terbatas".
b.      Manusia dan dunia; dunia dan hidup manusia menurut Thomas terbagi atas dua tingkat, yaitu tingkat adikodrati dan kodrati, tingkat atas dan bawah. Tingkat bawah (kodrati) hanya dapat dipahami dengan mempergunakan akal. Hidup kodrati ini kurang sempurna dan ia bisa menjadi sempurna kalau disempurnakan oleh hidup rahmat (adikodrati).
c.       Dosa; ketika manusia jatuh ke dalam dosa, rahmat Allah (rahmat adikodrati) itu hilang dan tabiat kodrati manusia menjadi kurang sempurna. Rahmat adikodrati itu ditawarkan kepada manusia lewat gereja.
d.      Sakramen; dengan menerima sakramen, orang mulai berjalan menuju kepada suatu kehidupan yang baru dan melakukan perbuatan-perbuatan baik yang menjadikan ia berkenan kepada Allah. Dengan demikian, rahmat adikodrati sangat penting karena manusia tidak bisa berbuat apa-apa yang baik tanpa rahmat yang dikaruniakan oleh Allah.

C.    Modern

Ø  John Locke (29 Agustus 1632-28 Oktober 1704, Inggris)
Dia menjadi salah satu tokoh utama dari pendekatanempirisme. Selain itu, di dalam bidang filsafat politik, Locke juga dikenal sebagai filsuf negara liberal. Bersama dengan rekannya, Isaac Newton, Locke dipandang sebagai salah satu figur terpenting di era Pencerahan. Selain itu, Locke menandai lahirnya era Modern dan juga era pasca-Descartes (post-Cartesian), karena pendekatan Descartes tidak lagi menjadi satu-satunya pendekatan yang dominan di dalam pendekatan filsafat waktu itu. Kemudian Locke juga menekankan pentingnya pendekatan empiris dan juga pentingnya eksperimen-eksperimen di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.
Tulisan-tulisan Locke tidak hanya berhubungan dengan filsafat, tetapi juga tentang pendidikan, ekonomi, teologi, dan medis. Karya-karya Locke yang terpenting adalah "Esai tentang Pemahaman Manusia" (Essay Concerning Human Understanding), Tulisan-Tulisan tentang Toleransi" (Letters of Toleration), dan "Dua Tulisan tentang Pemerintahan" (Two Treatises of Government). Pemikirannya yaitu,

a.       Tentang Pengetahuan

Ia berusaha menjelaskan bagaimana proses manusia mendapatkan pengetahuannya. Menurut Locke, seluruh pengetahuan bersumber dari pengalaman manusia. Meskipun demikian, rasio atau pikiran manusia juga berperan dalam proses memperoleh pengetahuan. Dengan demikian, Locke berpendapat bahwa sebelum seorang manusia mengalami sesuatu, pikiran atau rasio manusia itu belum berfungsi atau masih kosong. Situasi tersebut diibaratkan Locke seperti sebuah kertas putih (tabula rasa) yang kemudian mendapatkan isinya dari pengalaman yang dijalani oleh manusia itu. Rasio manusia hanya berfungsi untuk mengolah pengalaman-pengalaman manusia menjadi pengetahuan sehingga sumber utama pengetahuan menurut Locke adalah pengalaman.

b.      Ragam pengalaman Manusia

Locke menyatakan ada dua macam pengalaman manusia, yakni pengalaman lahiriah (sense atau eksternal sensation) dan pengalaman batiniah (internal sense atau reflection). Pengalaman lahiriah adalah pengalaman yang menangkap aktivitas indrawi yaitu segala aktivitas material yang berhubungan dengan panca indra manusia. Kemudian pengalaman batiniah terjadi ketika manusia memiliki kesadaran terhadap aktivitasnya sendiri dengan cara 'mengingat', 'menghendaki', 'meyakini', dan sebagainya.

c.       Proses manusia mendapatkan pengetahuan

Ada empat jenis pandangan sederhana:
1.      Pandangan yang hanya diterima oleh satu indra manusia saja. Misalnya, warna diterima oleh mata, dan bunyi diterima oleh telinga.
2.      Pandangan yang diterima oleh beberapa indra, misalnya saja ruang dan gerak.
3.      Pandangan yang dihasilkan oleh refleksi kesadaran manusia, misalnya ingatan.
4.      Pandangan yang menyertai saat-saat terjadinya proses penerimaan dan refleksi. Misalnya, rasa tertarik, rasa heran, dan waktu.

d.      Tentang negara

Bukunya yang berjudul "Dua Tulisan tentang Pemerintahan" (Two Treatises of Civil Government)  menjelaskan pandangannya menganalisis tahap-tahap perkembangan masyarakat  menjadi tiga, yakni keadaan alamiah (the state of nature), keadaan perang (the state of war), dan negara (commonwealth).

e.       Tahap keadaan alamiah

Keadaan alamiah adalah tahap pertama dari perkembangan masyarakat. Menurut Locke, keadaan alamiah sebuah masyarakat manusia adalah situasi harmonis, di mana semua manusia memiliki kebebasan dan kesamaan hak yang sama.

f.       Tahap keadaan perang

Locke menyebutkan bahwa keadaan alamiah yang harmonis dan penuh damai tersebut kemudian berubah menjadi keadaan perang yang ditandai dengan permusuhan, kedengkian, kekerasan, dan saling menghancurkan. Situasi seperti ini berpotensi memusnahkan kehidupan manusia jika tidak ada jalan keluar dari keadaan perang.

g.      Tahap terbentuknya negara

Locke menyatakan bahwa untuk menciptakan jalan keluar dari keadaan perang sambil menjamin milik pribadi, maka masyarakat sepakat untuk mengadakan "perjanjian asal". Dengan demikian, tujuan berdirinya negara bukanlah untuk menciptakan kesamarataan setiap orang, melainkan untuk menjamin dan melindungi milik pribadi setiap warga negara yang mengadakan perjanjian tersebut.

h.      Pembatasan kekuasaan negara

Negara di dalam pandangan Locke dibatasi oleh warga masyarakat yang merupakan pembuatnya yaitu dalam bentuk pembatasan kekuasaan melalui pembentukan konstitusi atau Undang-Undang Dasar yang ditentukan oleh Parlemen berdasarkan prinsip mayoritas dan pembagian kekuasaan dalam tiga unsur: legistlatif, eksekutif, dan federatif.

i.        Tentang hubungan agama dan negara

Locke menyatakan bahwa perlu ada pemisahan tegas antara urusan agama dan urusan negara sebab tujuan masing-masing sudah berbeda. Negara tidak boleh menganut agama apapun, apalagi jika membatasi atau meniadakan suatu agama karena tujuan negara adalah melindungi hak-hak dasar warganya di dunia ini sedangkan tujuan agama adalah mengusahakan keselamatan jiwa manusia untuk kehidupan abadi di akhirat kelak setelah kematian.

j.        Tentang agama

Pandangan Locke mengenai agama bersifat deistik. Ia menganggap agama Kristen adalah agama yang paling masuk akal dibandingkan agama-agama lain, karena ajaran-ajaran Kristen dapat dibuktikan oleh akal manusia. Ia meyakini bahwa Alkitab ditulis oleh ilham Ilahi, namun ia juga menyatakan bahwa setiap wahyu Ilahi haruslah diuji oleh rasio manusia.
Ø  Charles-Louis de Secondat, Baron de La Brède et de Montesquieu (18 Januari 1689-10 Februari 1755, Perancis)
Dikenal dengan Montesquieu, yang terkenal dengan teorinya mengenai pemisahan kekuasaan yang banyak disadur pada diskusi-diskusi mengenai pemerintahan dan diterapkan pada banyak konstitusi di seluruh dunia. Ia memegang peranan penting dalam memopulerkan istilah "feodalisme" dan "Kekaisaran Bizantium".
Ø  Immanuel Kant ( 22 April 1724-12 Februari 1804, Jerman)
Karya Kant yang terpenting adalah Kritik der Reinen Vernunft, 1781. Dalam bukunya ini ia “membatasi pengetahuan manusia”. Atau dengan kata lain “apa yang bisa diketahui manusia.”
Ø  Karl Heinrich Marx (5 Mei 1818-14 Maret 1883)
Dia  seorang filsuf, pakar ekonomi politik dan teori kemasyarakatan dari Prusia. Walaupun Marx menulis tentang banyak hal semasa hidupnya, ia paling terkenal atas analisisnya terhadap sejarah, terutama mengenai pertentangan kelas, yang dapat diringkas sebagai "Sejarah dari berbagai masyarakat hingga saat ini pada dasarnya adalah sejarah pertentangan kelas". Karya-karyanya yaitu Manifest der Kommunistischen Partei dan Achtzehnte Brumaire.

D.    Kontemporer

Ø  Bertrand Arthur William Russell, 3rd Earl Russell, (18 Mei 1873-2 Februari 1970)
Dia adalah seorang filsuf dan ahli matematika ternama Britarian Raya. Dia menulis banyak sekali buku dan brosur tentang berbagai masalah, antara lain filsafat, moral, pendidikan, sejarah, agama dan politik. Sumbangan terbesarnya di bidang ilmiah adalah di bidang logika matematika.
Ø  Jean Baudrillard (20 Juni 1929-6 Maret 2007)
Dia adalah seorang pakar teori kebudayaan, filsuf, komentator politik, sosiolog dan fotografer asal  Perancis. Karya Baudrillard seringkali dikaitkan dengan pascamodernisme dan pascastrukturialisme. Ia merupakan seorang teoritisi sosial pasca-struktural terpenting. Teorinya mengenai masyarakat posmodern berdasarkan asumsi utama bahwa media, simulasi, dan apa yang ia sebut ‘cyberblitz’ telah mengkonstitusi bidang pengalaman baru, tahapan sejarah dan tipe masyarakat yang baru. Gayanya menulis nampak mengilustrasikan tesisnya bahwa kita tengah meninggalkan ‘realitas’ dan sedang dalam perjalanan memasuki apa yang disebutnya ‘hyperreality’; suatu tempat dimana kita bisa bersembunyi dari ilusi yang kita takutkan. Fondasi filsafat Baudrillard adalah kritisisme terhadap pemikiran tradisional dan ilmiah yang menurutnya telah mengganti realitas dengan ilusi tentang kebenaran.
Banyak sumbangan pemikiran para filsuf yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Mereka tidak hanya menerima sesuatu fenomena itu “ada”, namun lebih dari itu mereka memikirkan “mengapa” sesuatu itu “ada”. Itulah bukti hasil karya dari kekritisan dalam berpikir. Ketika sesuatu hal masih mempunyai ruang untuk menyediakan pertanyaan “mengapa”, maka itulah pintu pengetahuan yang seluas-luasnya. Namun kita juga harus berhati-hati dengan kata “mengapa” karena ada kalanya sesuatu itu harus kita terima tanpa ada pertanyaan “mengapa”.
PERTANYAAN: Mengapa dan apa yang menjadi dasar para filsuf rela mempertaruhkan hidupnya demi mempertahankan apa yang menjadi pemikirannya?

DAFTAR PUSTAKA

Sadullah,Uyoh.2010.Filsafat Pendidikan.Bandung:Alfa Beta Bandung
Sumantri, Jujun S Surias.2003.Filsafat Ilmu.Jakarta:Pustaka Sinar Harapan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar