Filsafat adalah studi tentang semua fenomena
kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep
mendasar. Dalam studi filsafat diperlukan logika berpikir dan logika bahasa. Logika
merupakan ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filasafat menjadikan filsafat berciri eksak selain
mempunyai ciri khas spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan.
Filsafat semakin berkembang dari zaman yunani kuno hingga saat ini. Buah
pikiran dari filsafat ini banyak menyumbangkan bagi kemajuan ilmu pengetahuan.
Berikut akan disajikan beberapa gambaran perkembangan filsafat dari awal munculnya
hingga filsafat kontemporer.
Sejarah munculnya filsafat dimulai sekitar abad ke-6 SM. Pada awalnya
dikenal sebagai zaman peralihan dari mitos ke logos. Pemikiran dalam zaman ini
adalah usaha-usaha intelektual. Filsafat juga mencakup disiplin ilmu lainnya
seperti matematika, fisika, astronomi, dan biologi. Perkembangan filsafat
dikelompokkan menurut zamannya yaitu Yunani Kuno (klasik), pertengahan, modern,
dan kontemporer. Berikut akan dibahas beberapa filsuf yang menuangkan hasil
karyanya pada masing-masing zamannya.
A.
Yunani Kuno
(Klasik)
Ø Thales (Yunani , abad ke-6 SM)
Sebelumnya
pemikiran Yunani dalam menjelaskan sesuatu menggunakan cara berpikir mitologis.
Pemikiran Thales dianggap suatu pemikiran filsafat karena menjelaskan dunia dan
gejalanya tanpa bersandarkan mitologis namun menggunakan pasio manusia. Thales
dikenal sebagai salah satu dari Tujuh Orang Bijaksana, yang kemudian oleh
Aristoteles diberi gelar “filsuf pertama”. Thales juga dikenal sebagai ahli
geometri, astronomi, dan politik. Dia tidak meninggalkan bukti tertulis
mengenai pemikiran filsafatnya, namun pemikirannya didapatkan melalui tulisan
Aristoteles tentang dirinya. Thales juga dikenal perintis filsafat alam karena
orang yang pertama kali memikirkan asal mula terjadinya alam semesta.
Hasil
pemikiran Thales
·
Air sebagai prinsip dasar segala sesuatu
Air
menjadi pangkal, pokok, dan dasar dari segala-galanya yang ada di alam semesta.
Selain itu, air adalah zat yang dapat berubah-ubah bentuk (padat, cair, dan
gas) tanpa menjadi berkurang.
·
Pandangan tentang jiwa
Dia berpendapat bahwa
segala sesuatu di alam raya ini memiliki jiwa, sehingga tidak hanya benda
hidupp saja yang mempunyai jiwa tetapi
juga benda mati. Pemikiran Thales ini didasarkan pada magnet yang dikatakan
mempunyai jiwa karena mampu menggerakkan besi.
·
Teorema Thales
Teorema
Thales berisi
Teorema
Thales :
1. Sebuah
lingkaran terbagi dua sama besar oleh diameternya.
2. Sudut
bagian dasar dari sebuah segitiga samakaki adalah sama besar.
3. Jika
ada dua garis lurus bersilangan, maka besar kedua sudut yang saling berlawanan
akan sama.
4. Sudut
yang terdapat di dalam setengah lingkaran adalah sudut siku-siku.
5. Sebuah
segitiga terbentuk bila bagian dasarnya serta sudut-sudut yang bersinggungan
dengan bagian dasar tersebut telah ditentukan.
Ø Pythagoras
(582 SM-496 SM, Yunani)
Salah satu peningagalan pythagoras adalah teorema
pythagoras.
Ø Socrates
(470 SM-399 SM, Yunani)
Socrates
merupakan generasi pertama dari tiga ahli filsafat besar dari Yunani, yaitu
Socrates, Plato dan Aristoteles.
Socrates adalah yang mengajar Plato, dan Plato pada gilirannya juga mengajar
Aristoteles. Peninggalan pemikiran Socrates yang paling penting yaitu cara dia
berfilsafat dengan mengejar satu definisi absolut atas satu permasalahan.
Pengejaran pengetahuan hakiki melalui penalaran dialektis menjadi pembuka jalan
bagi para filsuf selanjutnya. Perubahan fokus filsafat dari memikirkan alam
menjadi manusia dimulai oleh filsuf ini yang menjadi landasan berkembangnya
pemikiran di kemudian hari.
Ø Plato (427 SM-347 SM, Yunani)
Plato adalah seorang filsuf dan
matematikawan Yunani, dan pendiri dari Akademi Platonik di Athena, sekolah
tingkat tinggi pertama di dunia barat. Karyanya yang paling terkenal ialah
Republik yang di dalamnya berisi uraian garis besar pandangannya pada keadaan
"ideal".Dia juga menulis 'Hukum' dan banyak dialog di mana Socrates
adalah
peserta utama. Ciri-ciri karyanya yaitu bersifat sokratik, berbentuk dialog,
adanya mite-mite yang menjelaskan ajrannya yang abstrak dan adiduniawi.
Ø Aristoteles (384 SM-322 SM, Yunani)
Aristoteles adalah seorang murid dari Plato. Ia menulis berbagai subyek
yaitu fisika, metafisika, puisi, logika, retorika, politik, pemerintahan,
etnis, biologi dan zoologi. Bersama dengan Socrates dan Plato, ia dianggap
menjadi seorang di antara tiga orang filsuf yang paling berpengaruh di
pemikiran Barat. Selain itu juga memberikan kontribusinya di bidang
Metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu Kedokteran, Ilmu Alam dan karya seni. Pemikirannya
yaitu,
a.
Berlawanan dengan Plato yang menyatakan teori tentang
bentuk-bentuk ideal benda, Aristoteles menjelaskan bahwa materi tidak mungkin
tanpa bentuk karena ia ada (eksis).
b.
Gerak, dikatakan semua benda bergerak menuju satu
tujuan karena benda tidak dapat bergerak dengan sendirinya maka harus ada
penggerak dimana penggerak itu harus mempunyai penggerak lainnya hingga tiba
pada penggerak pertama yang tak bergerak yang kemudian disebut sekarang
dianggap berarti Tuhan.
c.
Logika Aristoteles adalah suatu sistem berpikir deduktif
(deductive reasoning).
d.
Induktif(inductive thinking).
e.
Silogisme yang dapat digunakan dalam menarik
kesimpulan yang baru yang tepat dari dua kebenaran yang telah ada.
f.
Polotik, Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang
ideal adalah gabungan dari bentuk demokrasi dan monarki.
g.
Bidang seni, Aristoteles memuat pandangannya tentang
keindahan dalam buku Poetike. Dia juga mendefinisikan pengertian sejarah yaitu
Sejarah merupakan satu sistem yang meneliti suatu kejadian sejak awal dan
tersusun dalam bentuk kronologi.
B. Abad Pertengahan
Ø Thomas
Aquinas
(1225-1274, Italia)
Karya
Thomas Aquinas yang terkenal adalah Summa
Theologiae (1273). Ajaran dari Thomas Aquinas yaitu,
a. Allah; Thomas mengajarkan
Allah dalam pandangannya yang mencerminkan pengaruh filsafat Aristoteles:
sebagai "ada yang tak terbatas".
b. Manusia dan dunia; dunia
dan hidup manusia menurut Thomas terbagi atas dua tingkat, yaitu tingkat adikodrati
dan kodrati,
tingkat atas dan bawah. Tingkat bawah (kodrati) hanya dapat dipahami dengan
mempergunakan akal.
Hidup kodrati ini kurang sempurna dan ia bisa menjadi sempurna kalau
disempurnakan oleh hidup rahmat (adikodrati).
c. Dosa; ketika manusia jatuh ke
dalam dosa, rahmat Allah (rahmat adikodrati) itu hilang dan tabiat kodrati
manusia menjadi kurang sempurna. Rahmat adikodrati itu ditawarkan kepada
manusia lewat gereja.
d. Sakramen; dengan menerima
sakramen, orang mulai berjalan menuju kepada suatu kehidupan yang baru dan
melakukan perbuatan-perbuatan baik yang menjadikan ia berkenan kepada Allah.
Dengan demikian, rahmat adikodrati sangat penting karena manusia tidak bisa
berbuat apa-apa yang baik tanpa rahmat yang dikaruniakan oleh Allah.
C. Modern
Ø John
Locke (29 Agustus 1632-28 Oktober
1704, Inggris)
Dia menjadi salah satu tokoh utama
dari pendekatanempirisme. Selain itu, di dalam bidang filsafat politik, Locke
juga dikenal sebagai filsuf negara liberal. Bersama dengan rekannya, Isaac
Newton, Locke dipandang sebagai salah satu figur terpenting di era Pencerahan.
Selain itu, Locke menandai lahirnya era Modern dan juga era pasca-Descartes
(post-Cartesian), karena pendekatan Descartes tidak lagi menjadi satu-satunya
pendekatan yang dominan di dalam pendekatan filsafat waktu itu. Kemudian Locke
juga menekankan pentingnya pendekatan empiris dan juga pentingnya
eksperimen-eksperimen di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.
Tulisan-tulisan
Locke tidak hanya berhubungan dengan filsafat,
tetapi juga tentang pendidikan, ekonomi, teologi, dan medis. Karya-karya Locke
yang terpenting adalah "Esai tentang Pemahaman Manusia" (Essay
Concerning Human Understanding), Tulisan-Tulisan tentang Toleransi" (Letters
of Toleration), dan "Dua Tulisan tentang Pemerintahan" (Two
Treatises of Government). Pemikirannya yaitu,
a. Tentang Pengetahuan
Ia berusaha menjelaskan
bagaimana proses manusia mendapatkan pengetahuannya. Menurut Locke,
seluruh pengetahuan bersumber dari pengalaman manusia. Meskipun demikian, rasio
atau pikiran manusia juga berperan dalam proses memperoleh pengetahuan. Dengan
demikian, Locke berpendapat bahwa sebelum seorang manusia mengalami sesuatu,
pikiran atau rasio manusia itu belum berfungsi atau masih kosong. Situasi
tersebut diibaratkan Locke seperti sebuah kertas putih (tabula rasa) yang kemudian mendapatkan isinya dari pengalaman yang
dijalani oleh manusia itu. Rasio manusia hanya berfungsi untuk mengolah
pengalaman-pengalaman manusia menjadi pengetahuan sehingga sumber utama
pengetahuan menurut Locke adalah pengalaman.
b. Ragam pengalaman Manusia
Locke menyatakan ada
dua macam pengalaman manusia, yakni pengalaman
lahiriah (sense atau eksternal sensation) dan pengalaman batiniah (internal sense
atau reflection).
Pengalaman lahiriah adalah pengalaman yang menangkap aktivitas indrawi yaitu
segala aktivitas material yang berhubungan dengan panca indra manusia. Kemudian
pengalaman batiniah terjadi ketika manusia memiliki kesadaran terhadap
aktivitasnya sendiri dengan cara 'mengingat', 'menghendaki', 'meyakini', dan
sebagainya.
c. Proses manusia mendapatkan pengetahuan
Ada empat jenis
pandangan sederhana:
1.
Pandangan yang hanya diterima oleh satu indra manusia
saja. Misalnya, warna diterima oleh mata, dan bunyi diterima oleh telinga.
2.
Pandangan yang diterima oleh beberapa indra, misalnya
saja ruang dan gerak.
3.
Pandangan yang dihasilkan oleh refleksi kesadaran manusia,
misalnya ingatan.
4.
Pandangan yang menyertai saat-saat terjadinya proses
penerimaan dan refleksi. Misalnya, rasa tertarik, rasa heran, dan waktu.
d. Tentang negara
Bukunya yang
berjudul "Dua Tulisan tentang Pemerintahan" (Two Treatises of
Civil Government) menjelaskan
pandangannya menganalisis tahap-tahap perkembangan masyarakat menjadi tiga, yakni keadaan alamiah (the state of nature), keadaan perang (the state of war),
dan negara (commonwealth).
e. Tahap keadaan alamiah
Keadaan alamiah
adalah tahap pertama dari perkembangan masyarakat. Menurut Locke, keadaan
alamiah sebuah masyarakat manusia adalah situasi harmonis, di mana semua
manusia memiliki kebebasan dan kesamaan hak yang sama.
f. Tahap keadaan perang
Locke menyebutkan
bahwa keadaan alamiah yang harmonis dan penuh damai tersebut kemudian berubah
menjadi keadaan perang yang ditandai dengan permusuhan, kedengkian, kekerasan,
dan saling menghancurkan. Situasi seperti ini berpotensi memusnahkan kehidupan
manusia jika tidak ada jalan keluar dari keadaan perang.
g. Tahap terbentuknya negara
Locke menyatakan
bahwa untuk menciptakan jalan keluar dari keadaan perang sambil menjamin milik
pribadi, maka masyarakat sepakat untuk mengadakan "perjanjian asal". Dengan
demikian, tujuan berdirinya negara bukanlah untuk menciptakan kesamarataan
setiap orang, melainkan untuk menjamin dan melindungi milik pribadi setiap
warga negara yang mengadakan perjanjian tersebut.
h. Pembatasan kekuasaan negara
Negara di dalam
pandangan Locke dibatasi oleh warga masyarakat yang merupakan pembuatnya yaitu
dalam bentuk pembatasan kekuasaan melalui pembentukan konstitusi atau
Undang-Undang Dasar yang ditentukan oleh Parlemen berdasarkan prinsip mayoritas
dan pembagian kekuasaan dalam tiga unsur: legistlatif, eksekutif, dan
federatif.
i. Tentang hubungan agama dan negara
Locke menyatakan
bahwa perlu ada pemisahan tegas antara urusan agama dan urusan negara sebab
tujuan masing-masing sudah berbeda. Negara tidak boleh menganut
agama apapun, apalagi jika membatasi atau meniadakan suatu agama karena tujuan
negara adalah melindungi hak-hak dasar warganya di dunia ini sedangkan tujuan
agama adalah mengusahakan keselamatan jiwa manusia untuk
kehidupan abadi di akhirat kelak setelah kematian.
j. Tentang agama
Pandangan Locke
mengenai agama bersifat deistik. Ia menganggap agama Kristen adalah agama yang
paling masuk akal dibandingkan agama-agama lain, karena ajaran-ajaran Kristen
dapat dibuktikan oleh akal manusia. Ia meyakini bahwa Alkitab ditulis oleh
ilham Ilahi, namun ia juga menyatakan bahwa setiap wahyu Ilahi haruslah diuji
oleh rasio manusia.
Ø Charles-Louis
de Secondat, Baron de La Brède et de Montesquieu
(18 Januari 1689-10 Februari 1755, Perancis)
Dikenal
dengan Montesquieu, yang
terkenal dengan teorinya mengenai pemisahan kekuasaan yang banyak disadur pada
diskusi-diskusi mengenai pemerintahan
dan diterapkan pada banyak konstitusi di seluruh dunia. Ia memegang peranan penting dalam memopulerkan istilah "feodalisme"
dan "Kekaisaran Bizantium".
Ø Immanuel
Kant ( 22 April 1724-12 Februari 1804, Jerman)
Karya Kant
yang terpenting adalah Kritik der Reinen Vernunft, 1781. Dalam bukunya ini ia
“membatasi pengetahuan manusia”. Atau dengan kata lain “apa yang bisa diketahui
manusia.”
Ø Karl
Heinrich Marx
(5 Mei 1818-14 Maret 1883)
Dia seorang filsuf,
pakar ekonomi politik dan teori kemasyarakatan dari Prusia. Walaupun Marx menulis
tentang banyak hal semasa hidupnya, ia paling terkenal atas analisisnya
terhadap sejarah, terutama mengenai pertentangan kelas, yang dapat diringkas
sebagai "Sejarah dari berbagai masyarakat hingga saat ini pada dasarnya
adalah sejarah pertentangan kelas". Karya-karyanya yaitu Manifest der Kommunistischen Partei
dan Achtzehnte Brumaire.
D. Kontemporer
Ø Bertrand
Arthur William Russell, 3rd Earl Russell, (18 Mei 1873-2 Februari 1970)
Dia
adalah seorang filsuf dan ahli matematika ternama Britarian Raya. Dia menulis
banyak sekali buku dan brosur tentang berbagai masalah, antara lain filsafat,
moral, pendidikan, sejarah, agama dan politik. Sumbangan terbesarnya di bidang
ilmiah adalah di bidang logika matematika.
Ø Jean
Baudrillard (20 Juni 1929-6 Maret
2007)
Dia adalah seorang
pakar teori kebudayaan, filsuf, komentator politik, sosiolog dan fotografer asal Perancis. Karya Baudrillard seringkali
dikaitkan dengan pascamodernisme dan pascastrukturialisme. Ia merupakan seorang
teoritisi sosial pasca-struktural terpenting. Teorinya mengenai masyarakat
posmodern berdasarkan asumsi utama bahwa media, simulasi, dan apa yang ia sebut
‘cyberblitz’ telah mengkonstitusi bidang pengalaman baru, tahapan sejarah dan
tipe masyarakat yang baru. Gayanya menulis nampak mengilustrasikan tesisnya
bahwa kita tengah meninggalkan ‘realitas’ dan sedang dalam perjalanan memasuki
apa yang disebutnya ‘hyperreality’; suatu tempat dimana kita bisa bersembunyi
dari ilusi yang kita takutkan. Fondasi filsafat Baudrillard adalah kritisisme
terhadap pemikiran tradisional dan ilmiah yang menurutnya telah mengganti
realitas dengan ilusi tentang kebenaran.
Banyak sumbangan pemikiran para filsuf yang bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan. Mereka tidak hanya menerima sesuatu fenomena itu
“ada”, namun lebih dari itu mereka memikirkan “mengapa” sesuatu itu “ada”.
Itulah bukti hasil karya dari kekritisan dalam berpikir. Ketika sesuatu hal
masih mempunyai ruang untuk menyediakan pertanyaan “mengapa”, maka itulah pintu
pengetahuan yang seluas-luasnya. Namun kita juga harus berhati-hati dengan kata
“mengapa” karena ada kalanya sesuatu itu harus kita terima tanpa ada pertanyaan
“mengapa”.
PERTANYAAN:
Mengapa dan apa yang menjadi dasar para filsuf rela mempertaruhkan hidupnya
demi mempertahankan apa yang menjadi pemikirannya?
DAFTAR PUSTAKA
Sadullah,Uyoh.2010.Filsafat Pendidikan.Bandung:Alfa Beta
Bandung
Sumantri, Jujun S
Surias.2003.Filsafat Ilmu.Jakarta:Pustaka
Sinar Harapan
28 September 2012.http://id.wikipedia.org/wiki/Aristoteles
28 September 2012.http://id.wikipedia.org/wiki/Jean_Baudrillard
28 September 2012.http://id.wikipedia.org/wiki/Bertrand_Russell
28 September 2012.http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat#Munculnya_Filsafat
28 September 2012.http://id.wikipedia.org/wiki/Immanuel_Kant
28 September 2012.http://id.wikipedia.org/wiki/John_Locke
28 September 2012.http://id.wikipedia.org/wiki/Karl_Marx
28 September 2012.http://id.wikipedia.org/wiki/Montesquieu
28 September 2012.http://id.wikipedia.org/wiki/Plato
28 September 2012.http://id.wikipedia.org/wiki/Pythagoras
28 September 2012.http://id.wikipedia.org/wiki/Sokrates
28 September 2012.http://id.wikipedia.org/wiki/Thales
28 September 2012.http://id.wikipedia.org/wiki/Thomas_Aquino
Tidak ada komentar:
Posting Komentar