Sabtu, 15 Desember 2012

KREATIVITAS SANG FASILITATOR


Pembelajaran adalah proses seumur hidup yang niscaya dilalui oleh setiap orang. Bagaimana mereka mempelajari hal yang diperlukan dalam menjalani kehidupannya, bagaimana mereka belajar mengambil makna dari kegiatan atau peristiwa yang dilaluinya, bagaimana mereka belajar tentang hal yang dapat meningkatkan keahliannya. Pembelajaran dalam lingkup sekolah, lingkup keluarga, dan semakin luas dalam lingkup masyarakat. Namun untuk mencapai itu semua memerlukan media atau fasilitas dalam mempelajarinya. Dalam pembelajaran di sekolah misalnya, dalam setiap pembelajaran diperlukan media dalam proses pembelajaran dalam pelaksanaannya.
Banyak dari kita beranggapan bahwa media atau fasilitas dalam pembelajaran itu harus berupa LCD, tape recorder, laboratorium bahasa, over head projector (OHP), televisi, bahkan video. Kemudian bagaimana dengan siswa yang belajar di daerah pedalaman? Mereka tidak mempunyai fasilitas tersebut. Apakah pembelajaran harus berhenti tanpa adanya perangkat-perangkat tersebut? Tidak. Menurut Haryanto, adapun ciri-ciri umum dari media pembelajaran,  
1.      Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dikenal dengan hardware (perangkat keras), yaitu suatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan pancaindera
2.      Media pendidikan memiliki pengertian non-fisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada peserta didik Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio
3.      Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas
4.      Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dengan peserta didik dalam proses pembelajaran
5.      Media pendidikan dapat digunakan secara massa, kelompok besar, dan kelompok kecil, atau perorangan
6.      Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.
Dari uraian tersebut menjelaskan bahwa fasilitas dapat berupa sikap, perbuatan, strategi yang berhubungan dengan penerapan ilmu. Bahkan laboratorium alam pun akan menjadi media pembelajaran yang sangat bermakna bagi siswa. Seperti yang dijelaskan kompas bahwa contoh paling mudah adalah penggunaan biji sawit yang dijadikan sebagai alat pembelajaran matematika, yaitu untuk mengajari para siswa berhitung di daerah Kalimantan tepatnya di Tarakan yang merupakan penghasil bijih kopi. Dan di sinilah kreativitas sang fasilitator yaitu guru sangatlah diperlukan, sehingga tidak hanya “chalk and talk”, namun bisa menggunakan apapun yang ada di sekitar kita sebagai media dalam pembelajaran.


Sumber:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131656343/KAJIAN%20KONSEPTUAL%20MEDIA%20PEMBELAJARAN.pdf
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar