Pembelajaran
adalah proses seumur hidup yang niscaya dilalui oleh setiap orang. Bagaimana
mereka mempelajari hal yang diperlukan dalam menjalani kehidupannya, bagaimana
mereka belajar mengambil makna dari kegiatan atau peristiwa yang dilaluinya,
bagaimana mereka belajar tentang hal yang dapat meningkatkan keahliannya. Pembelajaran
dalam lingkup sekolah, lingkup keluarga, dan semakin luas dalam lingkup masyarakat.
Namun untuk mencapai itu semua memerlukan media atau fasilitas dalam
mempelajarinya. Dalam pembelajaran di sekolah misalnya, dalam setiap
pembelajaran diperlukan media dalam proses pembelajaran dalam pelaksanaannya.
Banyak
dari kita beranggapan bahwa media atau fasilitas dalam pembelajaran itu harus
berupa LCD, tape recorder, laboratorium bahasa, over head
projector (OHP), televisi, bahkan video. Kemudian bagaimana dengan siswa yang
belajar di daerah pedalaman? Mereka tidak mempunyai fasilitas tersebut. Apakah pembelajaran
harus berhenti tanpa adanya perangkat-perangkat tersebut? Tidak. Menurut
Haryanto, adapun ciri-ciri umum dari
media pembelajaran,
1. Media
pendidikan memiliki pengertian fisik yang dikenal dengan hardware (perangkat
keras), yaitu suatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan
pancaindera
2. Media
pendidikan memiliki pengertian non-fisik yang dikenal sebagai software (perangkat
lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang
merupakan isi yang ingin disampaikan kepada peserta didik Penekanan media
pendidikan terdapat pada visual dan audio
3. Media
pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam
maupun di luar kelas
4. Media
pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dengan peserta
didik dalam proses pembelajaran
5. Media
pendidikan dapat digunakan secara massa, kelompok besar, dan kelompok kecil,
atau perorangan
6. Sikap,
perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan
penerapan suatu ilmu.
Dari
uraian tersebut menjelaskan bahwa fasilitas dapat
berupa sikap, perbuatan, strategi yang berhubungan dengan penerapan ilmu. Bahkan
laboratorium alam pun akan menjadi media pembelajaran yang sangat bermakna bagi
siswa. Seperti yang dijelaskan kompas bahwa contoh paling mudah adalah
penggunaan biji sawit yang dijadikan sebagai alat pembelajaran matematika,
yaitu untuk mengajari para siswa berhitung di daerah Kalimantan tepatnya di
Tarakan yang merupakan penghasil bijih kopi. Dan di sinilah kreativitas sang
fasilitator yaitu guru sangatlah diperlukan, sehingga tidak hanya “chalk and talk”, namun bisa menggunakan
apapun yang ada di sekitar kita sebagai media dalam pembelajaran.
Sumber:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131656343/KAJIAN%20KONSEPTUAL%20MEDIA%20PEMBELAJARAN.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar